Home Top Ad

Pengembangan Kriteria Tingkat Berpikir Kreatif Siswa dalam Matematika

Share:



Dalam Kurikulum 2004, Standar Kompetensi (2003) menyebutkan bahwa untuk menghadapi tantangan perkembangan IPTEK dan informasi diperlukan sumber daya yang memiliki ketrampilan tinggi yang melibatkan pemikiran kritis sistematis, logis, kreatif dan kemampuan bekerja sama yang efektif. Cara berpikir tersebut harus dapat dikembangkan melalui pendidikan matematika. Kemudian pada salah satu tujuan pembelajaran matematika dalam Kurikulum tersebut menjelaskan bahwa tujuan pembelajaran matematika adalah mengembangkan aktifitas kreatif yang melibatkan imajinasi, intuisi dan penemuan dengan mengembangkan pemikiran divergen, orisinal, rasa ingin tahu, membuat prediksi dan dugaan serta mencoba-coba. Sedang dalam salah satu prinsip kegiatan belajar mengajarnya juga menyebutkan tentang mengembangkan kreativitas siswa. Dengan demikian kurikulum tersebut mengisyaratkan pentingnya kreativitas, aktivitas kreatif dan permikiran (berpikir) kreatif dalam pembelajaran matematika. Tetapi dalam pelaksanaan di kelas terdapat beberapa kendala berkenaan penerapan pembelajaran yang mendorong berpikir kreatif maupun kreativitas siswa tersebut. Salah satunya adalah masalah penilaian yang valid untuk menentukan tingkat kemampuan berpikir kreatif (kreativitas) siswa. Penentuan tingkat ini akan diperlukan untuk memprediksi potensi siswa dalam memecahkan masalah secara kreatif, dan mengetahui kelemahan maupun kekuatan siswa dalam berpikir kreatif sehingga mudah untuk mengatasi letak kekurangan maupun memanfaatkan kelebihannya. Selain itu, mengetahui tingkat keberadaan berpikir kreatif siswa akan memudahkan guru merancang model pembelajaran yang dapat mendorong siswa mencapai tingkat berpikir kreatif yang lebih optimal, sekaligus mengklasifikasikan siswa dan menilai kemampuannya dalam berpikir kreatif. Ide tingkat berpikir kreatif telah diungkapkan beberapa ahli. De Bono dalam Barak & Yaron (2000) mendefinisikan 4 tingkat pencapaian dari perkembangan ketrampilan berpikir kreatif, yaitu kesadaran berpikir, observasi berpikir, strategi berpikir dan refleksi pemikiran. Pada tingkat 1 merupakan tingkat berpikir kreatif yang rendah, karena hanya mengekspresikan terutama kesadaran siswa terhadap keperluan menyelesaikan tugasnya saja. Sedang tingkat 2 menunjukkan berpikir kreatif yang lebih tinggi karena siswa harus menunjukkan bagaimana mereka mengamati sebuah implikasi pilihannya, seperti penggunaan komponen-komponen khusus atau algoritma-algoritma pemrograman. Tingkat 3 merupakan tingkat yang lebih tinggi berikutnya karena siswa harus memilih suatu strategi dan mengkoordinasikan antara bermacam-macam penjelasan dalam tugasnya. Mereka harus memutuskan bagaimana tingkat detail yang diinginkan dan bagaimana menyajikan urutan tindakan atau kondisi-kondisi logis dari sistem tindakan. Tingkat 4 merupakan tingkat tertinggi karena siswa harus menguji sifat-sifat produk final membandingkan dengan sekumpulan tujuan. Menjelaskan simpulan terhadap keberhasilan atau kesulitan selama proses pengembangan, dan memberi saran untuk meningkatkan perencanaan dan proses konstruksi. Tingkat berpikir kreatif ini menggambarkan secara umum strategi berpikir tidak hanya dalam matematika. Barak dan Yaron mengembangkan kriteria tingkat berpikir berdasar ide ini untuk tugas portfolio siswa. Dalam tingkat ini tidak memperlihat kebaruan, fleksibilitas maupun kefasihan (fluency) produk berpikir kreatif individu. Dalam matematika yang mempunyai objek abstrak, untuk menentukan kriteria tingkat berpikir kreatif perlu ditunjukkan komponen kreativitas (kebaruan, fleksibilitas, kefasihan) agar aspek divergensi dalam langkah penyelesaian masalah atau selesaiannya diketahui.

2 komentar

Anonim mengatakan...

Menarik.
Kembangkan terus...

FaisalMath mengatakan...

Terimakasih ...